Frequently Asking Question (Pertanyaan Umum)

Apa itu Teens Go Green?


Teens Go Green (TGG) merupakan klub pelajar menengah tingkat atas di Jakarta untuk pengembangan minat, pengetahuan, dan aksi cinta lingkungan yang kreatif, inovatif, dan aplikatif. TGG merupakan program pendidikan berbasis edutainment dengan pendekatan ekosistem; mengikuti aliran air dari hulu ke hilir. Sehingga anak muda Jakarta mengenal kondisi lingkungannya: dari puncak gunung, perkotaan, hingga pesisir dan pulau – pulau kecil.
TGG diinisiasi oleh PT Pembangunan Jaya Ancol, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, serta diluncurkan pada tanggal 1 Desember 2007 oleh Bapak Fauzi Wibowo selaku Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Visi TGG : menjadi komunitas muda penggerak yang peduli, dinamis, mandiri, memiliki jiwa kewirausahaan, dan mampu berkonstribusi aktif pada gerakan penyelamatan dan pelestarian lingkungan di Jakarta.

Misi TGG : memfasilitasi generasi muda yang peduli terhadap lingkungan agar mampu menginspirasi orang-orang dan lingkungan di sekitarnya dengan aksi nyata yang inovatif, kreatif, dan mandiri.



Apa itu Ajang Kreasi?


Ajang Kreasi merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan TGG di setiap penghujung tahun berupa kompetisi antar sekolah ataupun individu. Ajang Kreasi juga ditunjukan untuk membangun sifat kompetisi secara positif dan menggalang kepedulian yang lebih luas rerhadap isu –isu lingkungan.

Apa Tujuan Ajang Kreasi?


Tujuan 
1. Penyebarluasan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati & gaya hidup hijau di kalangan remaja.
2. Menggalang dukungan masyarakat akan gaya hidup ramah lingkungan terutama untuk dapat mengurangi penggunaan styrofoam.
3. Mendorong peran serta masyarakat khususnya anak muda/remaja untuk berpartisipasi aktif dalam upaya penyebarluasan pesan-pesan lingkungan melalui media yang kreatif seperti film pendek, foto, dan digital games.

Indikator Tujuan
1. Kompetisi diikuti oleh 100 remaja setingkat SMA –SMK dan mahasiswa di Indonesia.
2. Adanya hasil media kampanye publik mengenai keanekaragaman hayati dan gaya hidup hijau di Indonesia berbentuk film, foto, hasil riset, dll 
3. Acara Ajang Kreasi dihadiri oleh 1000 partisipan yang berasal dari kalangan remaja, sekolah, pemerintah, dan komunitas yang tertarik terhadap isu lingkungan.



Mengapa Water VS Styrofoam?



Styrofoam merupakan nama merek dari Dow Chemicals. Awalnya Styrofoam ini diproduksi sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan, bukan untuk kemasan makanan. Secara ilmiah styrofoam dikenal dengan nama Polistirena foam. Polistirena foam dibuat dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas dengan menggunakan blowing agent seperti CFC (freon) yang merusak lapisan ozon. Jika polistirena foam digunakan untuk mengemas makanan dalam suhu tinggi, memungkinkan monomer stirena untuk berpindah ke dalam makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya dan dalam jangka waktu panjang dapat berpengaruh pada system syaraf pusat, dapat membahayakan janin pada ibu hamil, dan bahkan dapat menyebabkan kanker.

Styrofoam sebagai kemasan makanan biasanya hanya digunakan hanya 5 menit, setelah itu dibuang dan berakhir menjadi sampah hingga jutaan tahun yang mencemari tanah, sungai, dan lautan. Styrofoam tidak dapat terurai di alam dan tidak dapat didaur ulang. Jika ingin dihancurkan, membutuhkan teknologi tinggi, mahal, dan menghasilkan gas beracun serta emisi karbon yang tinggi. 

Pesisir utara Jakarta sebagai muara dari 13 sungai yang melintasi Jakarta setiap harinya menampung genangan sampah yang didominasi oleh sampah styrofoam bekas pakai dan sampah plastik lainnya. Sampah yang mengapung terbawa hingga berkilo – kilo meter mencapai Kepulauan Seribu. Banyak terumbu karang dan hewan laut seperti penyu dan ikan-ikan yang mati akibat pencemaran ini. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar